Redian M. Fikri's

Project
Sumber : Foto

       Sebelumnya penulis ingin menyampaikan bahwa tulisan ini dibuat secara objektif dan tanpa mendukung pihak tertentu.
       Beberapa waktu lalu, salah satu penggagas ide mobil listrik di Indonesia yaitu Ricky Elson sempat datang untuk memberikan seminar dan berbagi ceritanya tentang mobil listrik pada salah satu acara Ramadhan di Bandung. Hal ini mendorong saya untuk mencari tahu "kebenaran" tentang mobil listrik yang diperdebatkan di Indonesia ini. Saya terdorong untuk mencari tahu, siapakah yang lebih benar : Pemerintah atau Ricky Elson dan timnya? atas gagalnya uji emisi mobil listrik buatan Ricky dan tim ini.

Mobil Listrik Selo. Sumber : kaskus
       Penulis kemudian meng-google informasi terkait mobil listrik dan menemukan suatu report yang ditulis oleh Lindsay Wilson pada tahun 2013 yang berjudul Shades of Green : Electric Cars' Carbon Emissions Around the Globe. Sebelum membaca, dari judulnya penulis cukup bertanya-tanya dan heran karena menunjukkan bahwa mobil listrik menghasilkan emisi, bahkan karbon dimana mobil listrik tidak melakukan pembakaran sehingga tidak ada karbon yang dilepaskan (seharusnya). Setidaknya emisi mobil listrik berupa panas, itu yang penulis pikirkan di awal.

       Emisi karbon pun terjawab setelah mendalami report yang dibuat. Dari uraian report tersebut diketahui bahwa untuk mengetahui emisi serta dampaknya terhadap lingkungan (iklim) maka harus ada pertimbangan mengenai sumber listriknya maupun emisi dari proses produksi mobil tersebut.


       Dari kutipan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa setiap negara yang menerapkan mobil listrik berakhir dengan emisi yang berbeda-beda bergantung kepada dari mana listriknya dihasilkan. Dapat terlihat bahwa Indonesia memiliki emisi yang cukup besar dibanding dengan negara lain yang diakibatkan sumber listriknya yang masih berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (batu bara).

       Kemudian, berbicara tentang emisi saat manufaktur (proses produksi kendaraan) pada report tersebut diberikan dengan asumsi yaitu : kendaraan listrik memiliki emisi sebesar 70 g CO2e/km dan kendaraan berbahan bakar minyak memiliki emisi sebesar 40 g CO2e/km. Tentu saja, emisi tersebut didapat melalui berbagai perhitungan serta literatur yang ada.


       Gambar diatas menunjukkan emisi mobil berbahan bakar minyak dan kendaraan listrik yang diukur dengan satuan mil per galon. Emisi tersebut diukur pada 3 profil manufaktur mobil, yaitu Tinggi (90 g CO2e/km), Sentral (70 g CO2e/km), dan Rendah (50 g CO2e/km). Apa artinya? Dengan semakin tingginya profil manufaktur mobil (semakin tinggi emisinya) maka hal ini setara dengan penurunan kemampuan mil per galon dari suatu mobil, sehingga semakin tinggi emisi saat manufaktur mobil maka semakin tinggi pula emisi keseluruhan yang dihasilkan. Ini menunjukkan bahwa emisi saat manufaktur mobil sangat penting untuk diperhatikan.

       Analisis pada report tersebut belum mempertimbangkan tentang polusi udara lokal, biaya operasional kendaraan, serta harga beli dari kendaraan tersebut.

       Akhirnya, meskipun didasari dari report dengan berbagai batasan dalam analisis penulis dapat mengatakan bahwa mobil listrik/ kendaraan listrik tidak dapat dibilang bebas sepenuhnya dari emisi. Mobil listrik tentu saja membutuhkan listrik, yang apabila untuk mendapatkannya menghasilkan emisi maka belum dapat dikatakan mobil listrik bebas dari emisi.

       Akan tetapi, untuk dapat membuat mobil listrik karya anak bangsa sendiri merupakan prestasi yang luar biasa. Diperlukan waktu yang tidak sebentar dan banyak tenaga yang tercurah untuk bisa berhasil membuat mobil listrik di Indonesia ini, dimana teknologi yang ada tidak se-mumpuni negara penghasil mobil listrik yang telah ada. Untuk itu kita perlu mengapresiasi kerja dari Ricky Elson dan timnya ini. Masalah gagalnya uji emisi, penulis pun tidak tahu metode apa yang digunakan dalam pengujian emisi tersebut. Untuk itu, yang bisa kita sebagai warga Indonesia sekarang adalah terus mendukung adanya "Ricky Elson" berikutnya dan tetap positive thinking terhadap pemerintah, berharap semoga keputusan pemerintah pada saat ini membawa kebaikan bagi semua pihak.


Untuk mendalami report tersebut lebih lanjut, pembaca dapat mengunjungi : Shrink That Footprint


Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home